Senin, 12 Desember 2011

PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER BAGI ANAK USIA SD

Pada dua dekade terakhir ini, Pendidikan Di Indonesia mengalami dis-orientasi, dikarenakan pendidikan yang ada di Indonesia justru mengarah pada bidang industri seperti yang juga pernah terjadi di negara Amerika dan Inggris pada 30 tahun lalu. Padahal, disorientasi dalam dunia pendidikan yang ada di Indonesia itu justru akan menjauhkan pendidikan dari dunia industri.
Dan dengan adanya pesatnya teknologi komunikasi juga memberikan dampak negatif bagi anak,anak-anak sering mencontoh atau menirukan gaya hidup,gaya bicara tingkah laku tokoh dalam sinetron maupun tokoh-tokoh kartun yang ada di televisi.

Apa Yang Dimaksud Dengan Pendidikan Karakter
Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat.
Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Menurut Thomas Lickona, tanpa ketiga aspek ini, maka pendidikan karakter tidak akan efektif. Adapun contoh pendidikan karakter adalah : Dapat dipercaya ( Trustworthines), Rasa hormat dan perhatian ( respect ), Tekun ( diligence ) , Tanggung jawab ( responsibility ) Berani ( courage ), Integritas ( integrity ), Peduli ( caring ), Jujur ( fairnes ) dan Kewarganegaraan ( citizenship ), Ketelitian ( carefulness)

Benarkah Pendidikan karater Tugas bagi Sekolah?

Pembentukan karakter merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional. Pasal I UU Sisdiknas tahun 2003 menyatakan bahwa di antara tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian dan akhlak mulia.
Amanah UU Sisdiknas tahun 2003 itu bermaksud agar pendidikan tidak hanya membentuk insan Indonesia yang cerdas, namun juga berkepribadian atau berkarakter, sehingga nantinya akan lahir generasi bangsa yang tumbuh berkembang dengan karakter yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa serta agama. Pendidikan yang bertujuan melahirkan insan cerdas dan berkarakter kuat itu, juga pernah dikatakan Dr. Martin Luther King, yakni; intelligence plus character... that is the goal of true education (kecerdasan yang berkarakter... adalah tujuan akhir pendidikan yang sebenarnya)

Kenapa Pendidikan karakter sangat perlu diberikan sejak usia SD?
Dalam perkembangan manusia menurut Santrok dan Yussen anak SD masuk dalam fase Kanak-kanak tengah dan akhir,dimana anak-ank mulai menguasai ketrampilan-ketrampilan dasa membaca, menulis dan menghitung.
Perkembangan affektif menurut Erikson anak-anak SD masuk dalam tahap Industry vs Inferiority atau tahap Produktivitas. Ini berarti bahwa anak mulai mampu berpikir deduktif, bermain dan belajar menurut peraturan yang ada.
Adapun dalam perkembangan kognitifnya menurut Jean Piaget anak usia SD Tahapan Periode operasional konkrit (usia 7–11 tahun) ini adalah tahapan ketiga dari empat tahapan. Muncul antara usia enam sampai duabelas tahun dan mempunyai ciri berupa penggunaan logika yang memadai. Proses-proses penting selama tahapan ini adalah:
• Pengurutan—kemampuan untuk mengurutan objek menurut ukuran, bentuk, atau ciri lainnya. Contohnya, bila diberi benda berbeda ukuran, mereka dapat mengurutkannya dari benda yang paling besar ke yang paling kecil.
• Klasifikasi—kemampuan untuk memberi nama dan mengidentifikasi serangkaian benda menurut tampilannya, ukurannya, atau karakteristik lain, termasuk gagasan bahwa serangkaian benda-benda dapat menyertakan benda lainnya ke dalam rangkaian tersebut. Anak tidak lagi memiliki keterbatasan logika berupa animisme (anggapan bahwa semua benda hidup dan berperasaan)
• Decentering—anak mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu permasalahan untuk bisa memecahkannya. Sebagai contoh anak tidak akan lagi menganggap cangkir lebar tapi pendek lebih sedikit isinya dibanding cangkir kecil yang tinggi.
• Reversibility—anak mulai memahami bahwa jumlah atau benda-benda dapat diubah, kemudian kembali ke keadaan awal. Untuk itu, anak dapat dengan cepat menentukan bahwa 4+4 sama dengan 8, 8-4 akan sama dengan 4, jumlah sebelumnya.
• Konservasi—memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda-benda adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari objek atau benda-benda tersebut. Sebagai contoh, bila anak diberi cangkir yang seukuran dan isinya sama banyak, mereka akan tahu bila air dituangkan ke gelas lain yang ukurannya berbeda, air di gelas itu akan tetap sama banyak dengan isi cangkir lain.
Dalam perkembangan Psikomotor ,anak usia SD masuk Tahap gerakan keahlian (7-14 tahun),Tahapan ini merupakan tahap gerakan yang semakin bervariasi dan kompleks, seperti gerakan sehari-hari, rekreaasi dan olahraga baru. Periode ini merupakan tahap dimana keahlian keseimbangan dasar, gerak lokomotor dan manipulative meningkat, berkombinasi, dan terelaborasi dalam berbagai situasi. Misalnya gerakan dasar melompat dan meloncat, dikombinasikan kedalam kegiatan menari atau lompat-jongkok-berjalan dalam mngikuti jejak. Tahapan ini terbagi atas 3 tahap, yaitu;
1. Tahap transisi (7-10 tahun)
Tahap ini indivdu mulai mengkombinasi dan mengunakan kemampuan dasarnya dalam kegiatan olahraga. Misalnya, berjalan mengikuti garis lurus, lompat tali, bermain bola, dll. Keahlian pada tahap ini lebih kompleks dan spesifik.
2. Tahap aplikasi (11-13 tahun)
Pada tahap ini anak memiliki keterbatasn dalam kemampuan kognitif, afektif dan pengalaman, dikombinasikan dengan keaktifan anak secara alami mempengaruhi semua aktivitasnya. Peningkatan kognitif dan pengalaman anak dipengaruhi oleh kemampuan individu untuk belajar dan peran anak dalam berbagai jenis aktifitas, indivudu dan lingkungan. Keahlian kompleks dibentuk dan digunakan dalam pertandingan, kegiatan memimpin dan memilih olahraga.
3. Tahap lifelong utilisasi (14 tahun sampai dewasa)
Tahapan ini merupakan puncak proses perkembangan motorik dan dicirikan dengan gerakan yang sering dilakukan sehari-hari. Minat, kompetensi, dan pilihan mempengaruhi, selain faktor uang dan waktu, peralatan dan fasilitas, fisik dan mental, bakat, kesempatan, kondisi fisik dan motivasi pribadi.
Sehingga dapat dikatakan bahwa Pendidikan Karakter sangatlah penting untuk usia anak SD karena sudah diamanatkan dalam UU Sisdiknas tahun 2003 Pasal I,selain hal tersebut anak usia SD merupakan dasar perkembangan dari segi afektif anak mulai mengenal peraturan yang ada, dalam aspek kognitif yakni bahwa anak usia SD berada dalam tahap operasi konkrit yakni tahapan Pengurutan, klasifikasi, Decentering, Reversibility dan Konservasi hal ini menyebabkan bahwa anak berada dalam situasi keingin tahuan yang sangat besar, maupun psikomotor.

Daftar pustaka
http://mandikdasmen.kemdiknas.go.id/web/pages/urgensi.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_perkembangan_kognitif
http://marthachristianti.wordpress.com/2009/05/10/karakteristik-kognitif-afektif-dan-psikomotor/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar