Senin, 25 Januari 2010

Anak-anak adalah Calon Pahlawan Bangsa

Tadi pagi secara tak sengaja saya membaca majalah anak-anak CERIA edisi 5 Nopember 1987.Wawancara dengan Prof.dr.Moeljono Soegiarto Trastotenojo yang pada saat itu menjabat sebagai Rektor Universitas Diponegoro selain itu beliau Guru Besar bidang kesehatan anak.Beliau juga ahli perkembangan jiwa anak,yang berjudul Anak-anak adalah Calon Pahlawan Bangsa dalam rangaka memperingati hari Pahlawan.

Berikut adalah kutipan wawancara Redaksi majalah Ceria(Kak Udin) dengan Prof.dr.Moeljono Soegiarto Trastotenojo :

Ceria :

Bapak Prof.Moel,pengertian pahlawan itu bagaimana?

Prof.Moel :

Pahlawan adalah orang-orang yang rela berkorban mempertaruhkan jiwa raga demi kepentingan nusa dan bangsa.Rela berkorban yang dilandasi rasa iklas cinta tanah air dan iman kepada Yuhan Yang Maha esa.

Ceria :

Dalam memperingati Hari Pahlawan apa yang seharusnya direnungkan?

Prof.Moel :

Sikap kepahlawanan dan kepemimpinan yang telah ditunjukkan para para pahlawan kita.

Ceria :

Sikap yang bagaimana?

Prof.Moel :

Suatu kemampuan para pahlawan mengusir penjajah,memperjuangkan kemerdekaan dan menumpas pemberontakan yang terjadi.

Ceria :

Tolong diuraikan lebih lanjut pak Prof.Moel?

Prof.Moel :

Begini.Para pahlawan itu selalu mengambil sikap mengutamakan kepentingan nusa dan bangsa.Kepentingan rakyat yang selalu diutamakan.Beliau tidak mengutamakan kepentingan pribadi.

Ceria :

Kemudian,yang dimaksud kepemimpinan dan kepahlawanan?

Prof.Moel :

Para pahlawan telah menunjukkan sikap kepemimpinan yang tegas dan berani yang dilandasi rasa kebenaran dan kejujuran,serta iman.

Ceria :

Bagaimana sebaiknya menanamkan nilai-nilai kepahlawanan pada diri anak?

Prof.Moel :

Terutama sekali anak-anak harus dikenalkan dan diberi contoh sikap kepemimpinan dan kepahlawanan para pahlawan.Misalnya,kepemimpinan dan kepahlawanan para pahlawan Pangeran Diponegoro.Bagaimana P.Diponegoro memimpin rakyat dalam mengusir Belanda.Meskipun beliau seorang Pangeran,beliau rela meninggalkan istana.Kemudian hidup bersama rakyat kecil di tengah hutan dan digunung-gunung guna mengatur siasat perang.Beliau tegas berbicara dan bertindak,gagah berani,mampu memimpin rakyat,berpihak pada kebenaran dan kejujuran.Selain itu beliau juga seorang ulama yang berwibawa.Sehingga dalam perjuangannya selalu dilandasi rasa cinta rakyat,tanah air,keberanian,kebenaran,dan kejujuran,serta iman kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.Inilah yang harus ditiru oleh anak-anak Indonesia.

Ceria :

Menjadi tugas siapa dalam menanamkan nilai-nilai kepahlawanan kepada anak-anak?

Prof.Moel :

Menjadi tugas orang tua,guru,dan masyarakat Indonesia.Orang tua,guru,dan masyakat harus mampu memberi teladan yang baik kepada anak-anak.Orang tua jangan hanya pandai berbicara tentang nilai kepahlawanan,tetapi mereka tidak menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.Hal ini sangat salah!untuk mengantarkan anak-anak menjadi manusia Indonesia yang berkepribadian matang,maka orang tua,guru,dan masyarakat harus memberi contoh perkataandan tindakan yang sesuai dan baik.

Ceria :

Bagaimana sikap kepahlawanan di jaman modern ini?

Prof.Moel :

Yang disebut Pahlawan itu memanag tidak hanya para pejuang yang telah gugur dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.Sekarang jaman pembangunan,yang harus kita perangi adalah kebodohan dan keterbelakangan.Hal ini harus diketahui oleh anak-anak Indonesia.Sehingga sejak dini anak-anak harus membekali diri dengan Ilmu dan kepandaian serta iman guna mengabdi pada nusa dan bangsa.Dengan demikian kelak anak-anak menjadi pelopor dan pahlawan pembangunan.

Ceria :

Kalau begitu anak-anak memegang peranan sangat penting dalam masa pembangunan?

Prof.Moel :

Benar sekali! Orang tua,guru dan masyarakat harus selalu meng utamakan kebutuhan dan kepentingan anak-anak.Anak-anak harus mendapat perhatian yang serius.Sebab generasi mendatang dan berkembangnya bangsa tergantung dari masa tumbuh kembang potensi( kemampuan ) anak-anaksebaik mungkin( optimal)

Ceria :

Menurut Pak Prof.Moel,bagaimana memberi perhatian serius kepada anak-anak

Prof.Moel :

Anak-anak pembaca CERIA pasti sering mendengar kalimat:”Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai pahlawan-pahlawannya”.Semboyan ini perlu ditambah:” Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai tumbuh kembang optimal anak”.

Ceria :

Maksudnya?

Prof.Moel :

Orang tua,guru,dan masyarakat harus menghargai setiap pendapat anak.Harus menghargai setiap usaha yang telah dilakukan oleh anak-anak.Baik usaha anak-anak berhasil atau tidak.Apabila anak-anak sukses meraih sesuatu,orang tua harus berusaha memberi hadiah,apabila anak-anak belum sukses meraih sesuatu,orang tua harus mengarahkan.Jadi orang tua tidak usah memarahi anak.Yang perlu diperhatikan,bagaimanapun kebutuhan dan kepentingan anak harus diutamakan!

Ceria :

Pak Prof.Moel,masih adakah sesuatu yang hendak disampaikan kepada pembaca CERIA?

Prof.Moel :

Saya hendak membacakan puisi.Puisi ini harus direnungkan oleh semua pembaca CERIA.Begini Bunyinya:

ANAK BELAJAR BAGAIMANA DIA HIDUP

Bilamana anak hidup dalam celaan,anak belajar mengutuk

Bilamana anak hidup dalam rasa permusuhan,anak belajar berkelahi

Bilamana anak hidup dalam cemooh,anak belajar menjadi pemalu

Bilamana anak hidup dalam noda,anak belajar merasa berdosa

Bilamana anak hidup dalam saling pengertian,anak belajar bersabar

Bilamana anak hidup dalam keberanian,anak belajar percaya diri

Bilamana anak hidup dalam kejujuran,anak belajar keadilan

Bilamana anak hidup dalam kesejahteraan,anak belajar beriman

Bilamana anak hidup dalam perkenan,anak belajar menghargai diri

Bilamana anak hidup dalam penerimaan yang tulus dan persahabatan,anak belajar memperoleh cinta di dunia ini

Ceria :

Ah,…terimaksih Pak Prof.Moel.

Prof.Moel :

Kembali.Semoga anak-anakku pembaca CERIA kelak sanggup menjadi pelopor dan pahlawan pembangunan bagi bangsa dan negara.

KISI-KISI UASBN SD TA.2009/2010

Silahkan di download disini

UU INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 11 TAHUN 2008

TENTANG

INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang :
AKSARA JAWA

ada makna lain yang begitu mendalam dalam Aksara Jawa.
"ha na ca ra ka",(ada utusan yang berupa nafas kehidupan,yang berasal dari TUHAN (Sang Pencipta)yang berkewajiban menyatukan jiwa dan jasad manusia).
Setelah diciptakan dan bila tiba saatnya "da ta" manusia tidak boleh mengelak "sa wa la"bersedia melaksanakan,menerima perintahNya.
semua manusia itu sama"pa dha ja ya nya"dihadapan TUHAN.Dalam menjalani hidup dan kehidupan di dunia ini,manusia tidak boleh menang-menangan(merasa dirinya paling sempurna).
Dan pada akhirnya manusia akan kembali kepadaNya "ma ga ba tha nga" untuk mempertanggung jawabkan semua yang telah dikerjakannya di hadapanNya.

ASAL USUL NAMA KAMPUNG SETOLAN

Sebagai warga masyarakat Setolan,saya ingin menceritakan tentang asal nama Setolan Kelurahan Wirosari kecamatan Wirosari kabupaten Grobogan berdasarkan cerita yang berkembang dimasyarakat.